Christian Rotok, Bupati Manggarai,
Nusa Tenggara Timur.
Pasang Bendera Merah di Depan Rumah
Ibu Hamil.
Christian Rotok |
Memimoin
daerah ‘minus’ seperti Kabupaten Manggarai, NTT, bukan hal yang mudah.
Christian Rotok mampu melewati dua periode kepemimpinan dengan mulus. Mengatasi
kematian ibu melahirkan menjadi salah satu prioritas program kerjanya.
Bupati
yang berpasangan dengan Wakil Bupati Deno Kamelus itu menceritakan kiprahnya
memimpin Kabupaten Manggarai sejak 2005.beliau mengawali pemerintahan dengan
mencanangkan PancaProgram. Sesuai dengan namanya, program tersebut menggarap
lima sektor penting. yakni sektor pendidikan, ekonomi, kesehatan, sumber daya
alam, dan penegakan supremasi hukum.
Diantara
lima sektor itu, yang mendapat perhatian utama Christian adalah sektor
kesehatan. Beliau menjelaskan pada awal kepemimpinannya dulu, angka kematian
ibu hamil cukup tinggi. Khususnya detik-detik menjelang kelahiran.
Setelah
dianalisis, ternyata akses ibu-ibu hamil untuk mendapatkan layanan kesehatan
yang layak jauh dari kata memadahi. Selain puskesmas dan puskesmas pembantu
(pustu) yang terbatas, akses jalan menjadi biang keladi.
Sambil
menambah jumlah puskesmas dan pustu disetiap kecamatan dan desa, beliau
menceritakan, suatu ketika pernah ada ibu hamil yang meninggal gara-gara lama
menunggu datangnya mobil ambulans. Setelah puskesmas dan pustu menyebar dan
jalan desa mulus, hamper tidak ada kasus keterlambatan penanganan darurat ibu
melahirkan. Bahkan selama 2014, daerah yang diapit dengan Kabupaten Manggarai
Barat dan Kabupaten Manggarai Timur mencatatkan angka kematian ibu hamil nol.
Prestasi
itu juga didukung dengan ide brilian peninjauan kesehatan ibu selama masa
kehamilan. Christian memasang bendera merah didepan rumah ibu hamil yang dideteksi
bakal mengalami gangguan atau kesulitan saat kelahiran.
Kemudian
bendera kuning dipasang dirumah ibu hamil yang berpotensi mengalami gangguan
ringan saat melahirkan. Ibu hamil dirumah bendera kuning tersebut juga harus
dicek secara berkala, hasil pengecekan disampaikan pada dokter atau bidan di
puskesmas masing-masing.
Lalu
yang terakhir pemasangan bendera hijau di rumah ibu hamil yang diperkirakan bisa
melahirkan dengan normal. Meski kondisinya tidak masuk kategori kritis,
pemantauan ibu hamil dirumah berbendera hijau tetap dilakukan. Tujuannya untuk
berjaga-jaga jika mendadak ada perubahan status kesehatan.
Untuk
meningkatkan mobilitas tenaga medis blusukan ke kampung-kampung, Christian
memberikan sebuah motor bebek dinas. Dengan pemberian motor itu, tidak ada lagi
keluhan dari para tenaga medis terkait dengan jauhnya tempat kerja.
Selain
kesehatan, Christian membenahi urusan pendidikan. Beliau mengatakan, pada awal
kepemimpinannya sekolah jenjang SMP dan SMA hanya ada di Ruteng, ibu kota
Kabupaten Manggarai, dan beberapa kecamatan disekitarnya. Akibatnya banyak anak
yang putus sekolah setelah tamat SD.
Waktu
itu angka partisipasi kasar (APK) pendidikan dasar (dikdas) di Ruteng lumayan
rendah. Yakni sekitar 80 persen, artinya ada sekitar 20 persen populasi anak
usia sekolah yang tidak bias melanjutkan sekolah. Christian membuat kebijakan
satu kecamatan minimal harus mempunyai satu SMP dan SMA. Setelah berjalan
beberapa tahun, program penambahan jumlah unit SMP dan SMA itu berhasil menekan
kasus siswa putus sekolah.
Memperbanyak
jumlah sekolah tidak berarti tidak ada masalah. Christian mengatakan bahwa
masalah yang muncul adalah keterbatasan stok guru negeri. Akhirnya beliau
memutuskan untuk mengalihkan hamper semua kuota CPNS baru ke formasi guru. Setelah
dilaksanakan beberapa tahun, jumlah guru di Kabupaten Manggarai kini mendekati
ideal.
Inovasi Kesehatan Bupati Christian
Rotok :
1. Memperbanyak
puskesmas dan puskesmas pembantu.
2. Memasang
bendera merah didepan rumah ibu hamil beresiko tinggi. Setiap petugas kesehatan
yang lewat wajib mengecek kondisi kehamilan.
3. Memasang
bendera kuning didepan rumah ibu hamil beresiko ringan.
4. Menyediakan
ambulans gratis bagi ibu yang akan melahirkan.
5. Pada
2014, angka kematian ibu melahirkan, nol.
0 comments:
Post a Comment