Wednesday, February 25, 2015

Inovasi Ketahanan Pangan Bupati Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Harun Nurasid
Stop Tambang Batu Bara demi Surplus Beras
Harun Nurasid

Bupati Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Harun Nurasid, terbilang konservatif. Beliau bertahan tidak mengeksploitasi tambang batu bara dan memilih fokus di sektor pertanian untuk menjaga ketahanan pangan.
Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebenarnya memiliki potensi tambang batu bara di  pegunungan Meratus Hulu Barabai. Bupati periode sebelumnya juga sudah menerbitkan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B). namun, Harun tak mengizinkan penambangan dilakukan. Beliau bertekad selama kepemimpinannya, tidak ada aktivitas pertambangan batu bara di Meratus Hulu Barabai.

Menurut Harun, aktivitas penambangan itu dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan ekosistem Meratus. Juga, tentu saja mempertahankan warisan serta sumber daya utama ribuan masyarakat di sektor ekonomi agraris yang menghuni zona penyangga di pegunungan tersebut. Posisi pegunungan Meratus Hulu Barabai adalah wilayah vital sebagai tangkapan air (catchments area) dengan habitat hutan lebat yang dijuluki Green Belt of Borneo.

Harun berupaya untuk membatalkan izin-izin yang terlanjur dikeluarkan pemkab. Hingga saat ini masih ada dua izin PKP2B yang belum dibatalkan. Keputusan ini sejalan dengan aspirasi masyarakat, mereka sangat mencintai pertanian dan menggantungkan hidup dari hasil bumi serta mempertahankan sumber daya air. Mau tidak mau, harus ada inovasi agar Hulu Sungai Tengah selalu surplus padi.

Kebijakan propetani itu dimulai sejak Harun Nurasid terpilih memimpin Hulu Sungai Tengah pada 2010. Setahun kemudian beliau mendapatkan penghargaan Satyalencana Adhi Bhakti Tani Nelayan KTNA Nasional pada Rembug Utama Pekan Nasional XIII Petani Nelayan 2011 di Tenggarong, Kalimantan Timur. Apresiasi itu menjadi motivasi untuk menerbitkan inovasi khusus sektor pertanian , kehutanan, dan perikanan air tawar.

Tanpa batu bara, ekonomi Hulu Sungai Tengah tetap menggeliat. Produk domestik regional bruto (PDRB) Hulu Sungai Tengah meningkat 5,3 persen. APBD juga cukup besar, mencapai Rp 1,1 triliun. Hulu Sungai Tengah pada 2013 dan 2014 pun meraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) kategori Pembina ketahanan pangan.

Prestasi APN tentu sangat membanggakan kabupaten berjuluk Bumi Murakata itu. pasalnya, Harun Nurasid adalah satu-satunya bupati di Kalimantan yang menerima supremasi tertinggi bidang pangan di kancah nasional. Pertama, beliau menerima penghargaan itu dari Wakil Presiden Boediono pada 2013, dan kedua dari Presiden Joko Widodo.

Menurut Harun Nurasid, sinergitas antara petani dan pemerintah yang berperan sebagai fasilitator mampu meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian. Berdasar catatannya, produksi pada 2013 mencapai 212 ribu ton dan pada 2014 meningkat menjadi 226.352 ton.

Penopang keberhasilan meraih APN 2013 dan 2014 adalah program yang bersentuhan langsung dengan pelaku utama sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan lingkungan. Beliau menerapkan penyuluhan sistem murakata (mufakat, rakat, seiya-sekata), penguatan modal lembaga usaha ekonomi perdesaan, pengembangan desa mandiri pangan, dan memperkuat peran subterminal agrobisnis. Saat ini terminal agrobisnis di Hulu Sungai Tengah terbesar se-Kalsel. Aktivitas perdagangannya berlangsung 24 jam nonstop.
Pada 2015, ada tiga langkah khusus yang mendukung sektor pertanian. Pertama, legalisasi seluruh kelompok tani se-Hulu Sungai Tengah dengan membentuk badan hukum. Kelompok tani berbadan hukum itu diberi kemudahan kredit perbankan hasil kerja sama pemkab Hulu Sungai Tengah dan BRI Cabang Barabai. Setidaknya Rp 22 miliar dana kredit ringan untuk modal usaha pertanian telah berhasil diserap para pelaku usaha pertanian.

Gerakan kedua adalah peningkatan indeks pertanaman sehingga selama setahun mampu panen berulang-ulang 2-3 kali. Uji coba terus dijalankan dengan penerapan sistem turiang yang sampai hari ini dipelajari dinas pertanian, tanaman pangan, dan holtikultura. Turiang adalah system penanaman yang tanaman generasi keduanya berasal (tumbuh) dari perakaran tanaman generasi sebelumnya. Strategi dan inovasi meningkatkan indeks pertanaman wajib dilakukan karena luas lahan pertanian di Hulu Sungai Tengah paling sempit di Kalsel.

Agenda ketiga adalah penyelesaian daerah irigasi Batang Alai dan bendungan Pancur Hanau. Menurut Harun, peran pemerintah pusat sangat besar dalam dua proyek APBN tersebut.

Bentuk Tim agar Dievaluasi

Bersinergi, kerja sama, dan kekompakan. Itu adalah moto Harun Nurasid yang dipakai untuk mencairkan birokrasi di Hulu Sungai Tengah yang awalnya sangat kaku.

Sejak Hulu Sungai Tengah dipimpin Harun, banyak program infrastruktur yang awalnya mustahil dilaksanakan dengan berbagai alasan akhirnya terwujud. Salah satunya adalah pembangunan jalan lingkar dengan sistem tahun jamak sepanjang 8 km antara Kapar dan Walangsi. Berkat jalan itu, akses tiga kecamatan dan puluhan desa terbuka.

Kabupaten Hulu Sungai Tengah baru genap berusia 55 tahun pada 24 Desember 2014. Daerah itu mengedepankan visi pertanian dan pemberdayaan masyarakat yang disingkat gerbang data era atau gerakan pengembangan pemberdayaan pertanian dan ekonomi kerakyatan.

Memasuki tahun ke-4, APBD Bumi Murakata mencapai Rp 1,1 triliun lebih. Sedangkan pada 2010 atau awal Harun memimpin, angka APBD bertengger Rp 500 miliar.

Setiap tahun produksi gabah meningkat dan melebihi target. Pada 2013 produksi gabah kering giling mencapai 212 ribu ton, lebih tinggi daripada target P2BN sebesar 207 ribu ton. Layanan air bersih kembali ditambahkan agar ada kesesuaian dengan target MDG’s. salah satunya membangun sistem pengolahan air bersih dengan kapasitas 200 liter per detik dengan nilai kontrak pekerjaan Rp 42,5 miliar pada maret 2015 ini.


Hasil pengentasan kemiskinan medio tahun terakhir terlihat. Berdasarkan rilis BPS, tingkat kemiskinan menurun. Pada 2010 ada 6,32 persen kini turun menjadi 5,57 persen. Pengangguran di Hulu Sungai Tengah terendah, yakni 1,74 persen.

0 comments:

Post a Comment