Inovasi Ketahanan Pangan Bupati
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Harun Nurasid
Stop Tambang Batu Bara demi Surplus
Beras
Harun Nurasid |
Bupati
Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Harun Nurasid, terbilang konservatif.
Beliau bertahan tidak mengeksploitasi tambang batu bara dan memilih fokus di
sektor pertanian untuk menjaga ketahanan pangan.
Kabupaten
Hulu Sungai Tengah sebenarnya memiliki potensi tambang batu bara di pegunungan Meratus Hulu Barabai. Bupati
periode sebelumnya juga sudah menerbitkan perjanjian karya pengusahaan
pertambangan batu bara (PKP2B). namun, Harun tak mengizinkan penambangan
dilakukan. Beliau bertekad selama kepemimpinannya, tidak ada aktivitas
pertambangan batu bara di Meratus Hulu Barabai.
Menurut
Harun, aktivitas penambangan itu dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan
ekosistem Meratus. Juga, tentu saja mempertahankan warisan serta sumber daya
utama ribuan masyarakat di sektor ekonomi agraris yang menghuni zona penyangga
di pegunungan tersebut. Posisi pegunungan Meratus Hulu Barabai adalah wilayah
vital sebagai tangkapan air (catchments
area) dengan habitat hutan lebat yang dijuluki Green Belt of Borneo.
Harun
berupaya untuk membatalkan izin-izin yang terlanjur dikeluarkan pemkab. Hingga
saat ini masih ada dua izin PKP2B yang belum dibatalkan. Keputusan ini sejalan
dengan aspirasi masyarakat, mereka sangat mencintai pertanian dan
menggantungkan hidup dari hasil bumi serta mempertahankan sumber daya air. Mau
tidak mau, harus ada inovasi agar Hulu Sungai Tengah selalu surplus padi.
Kebijakan
propetani itu dimulai sejak Harun Nurasid terpilih memimpin Hulu Sungai Tengah
pada 2010. Setahun kemudian beliau mendapatkan penghargaan Satyalencana Adhi
Bhakti Tani Nelayan KTNA Nasional pada Rembug Utama Pekan Nasional XIII Petani
Nelayan 2011 di Tenggarong, Kalimantan Timur. Apresiasi itu menjadi motivasi
untuk menerbitkan inovasi khusus sektor pertanian , kehutanan, dan perikanan
air tawar.
Tanpa
batu bara, ekonomi Hulu Sungai Tengah tetap menggeliat. Produk domestik
regional bruto (PDRB) Hulu Sungai Tengah meningkat 5,3 persen. APBD juga cukup
besar, mencapai Rp 1,1 triliun. Hulu Sungai Tengah pada 2013 dan 2014 pun
meraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) kategori Pembina ketahanan
pangan.
Prestasi
APN tentu sangat membanggakan kabupaten berjuluk Bumi Murakata itu. pasalnya,
Harun Nurasid adalah satu-satunya bupati di Kalimantan yang menerima supremasi
tertinggi bidang pangan di kancah nasional. Pertama, beliau menerima
penghargaan itu dari Wakil Presiden Boediono pada 2013, dan kedua dari Presiden
Joko Widodo.
Menurut
Harun Nurasid, sinergitas antara petani dan pemerintah yang berperan sebagai
fasilitator mampu meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian.
Berdasar catatannya, produksi pada 2013 mencapai 212 ribu ton dan pada 2014
meningkat menjadi 226.352 ton.
Penopang
keberhasilan meraih APN 2013 dan 2014 adalah program yang bersentuhan langsung
dengan pelaku utama sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan lingkungan.
Beliau menerapkan penyuluhan sistem murakata (mufakat, rakat, seiya-sekata),
penguatan modal lembaga usaha ekonomi perdesaan, pengembangan desa mandiri
pangan, dan memperkuat peran subterminal agrobisnis. Saat ini terminal
agrobisnis di Hulu Sungai Tengah terbesar se-Kalsel. Aktivitas perdagangannya
berlangsung 24 jam nonstop.
Pada
2015, ada tiga langkah khusus yang mendukung sektor pertanian. Pertama,
legalisasi seluruh kelompok tani se-Hulu Sungai Tengah dengan membentuk badan
hukum. Kelompok tani berbadan hukum itu diberi kemudahan kredit perbankan hasil
kerja sama pemkab Hulu Sungai Tengah dan BRI Cabang Barabai. Setidaknya Rp 22
miliar dana kredit ringan untuk modal usaha pertanian telah berhasil diserap
para pelaku usaha pertanian.
Gerakan
kedua adalah peningkatan indeks pertanaman sehingga selama setahun mampu panen
berulang-ulang 2-3 kali. Uji coba terus dijalankan dengan penerapan sistem
turiang yang sampai hari ini dipelajari dinas pertanian, tanaman pangan, dan
holtikultura. Turiang adalah system penanaman yang tanaman generasi keduanya
berasal (tumbuh) dari perakaran tanaman generasi sebelumnya. Strategi dan
inovasi meningkatkan indeks pertanaman wajib dilakukan karena luas lahan
pertanian di Hulu Sungai Tengah paling sempit di Kalsel.
Agenda
ketiga adalah penyelesaian daerah irigasi Batang Alai dan bendungan Pancur
Hanau. Menurut Harun, peran pemerintah pusat sangat besar dalam dua proyek APBN
tersebut.
Bentuk Tim agar Dievaluasi
Bersinergi,
kerja sama, dan kekompakan. Itu adalah moto Harun Nurasid yang dipakai untuk
mencairkan birokrasi di Hulu Sungai Tengah yang awalnya sangat kaku.
Sejak
Hulu Sungai Tengah dipimpin Harun, banyak program infrastruktur yang awalnya
mustahil dilaksanakan dengan berbagai alasan akhirnya terwujud. Salah satunya
adalah pembangunan jalan lingkar dengan sistem tahun jamak sepanjang 8 km
antara Kapar dan Walangsi. Berkat jalan itu, akses tiga kecamatan dan puluhan
desa terbuka.
Kabupaten
Hulu Sungai Tengah baru genap berusia 55 tahun pada 24 Desember 2014. Daerah
itu mengedepankan visi pertanian dan pemberdayaan masyarakat yang disingkat
gerbang data era atau gerakan pengembangan pemberdayaan pertanian dan ekonomi
kerakyatan.
Memasuki
tahun ke-4, APBD Bumi Murakata mencapai Rp 1,1 triliun lebih. Sedangkan pada
2010 atau awal Harun memimpin, angka APBD bertengger Rp 500 miliar.
Setiap
tahun produksi gabah meningkat dan melebihi target. Pada 2013 produksi gabah
kering giling mencapai 212 ribu ton, lebih tinggi daripada target P2BN sebesar
207 ribu ton. Layanan air bersih kembali ditambahkan agar ada kesesuaian dengan
target MDG’s. salah satunya membangun sistem pengolahan air bersih dengan kapasitas
200 liter per detik dengan nilai kontrak pekerjaan Rp 42,5 miliar pada maret
2015 ini.
Hasil
pengentasan kemiskinan medio tahun terakhir terlihat. Berdasarkan rilis BPS,
tingkat kemiskinan menurun. Pada 2010 ada 6,32 persen kini turun menjadi 5,57
persen. Pengangguran di Hulu Sungai Tengah terendah, yakni 1,74 persen.
0 comments:
Post a Comment