Friday, March 20, 2015


Pengembangan Minapolitan ala Bupati Bengkulu Utara, Imron Rosyadi
Produksi Ikan Capai 27 Ton Per Hari
Imron Rosyadi

Sejak memiliki kawasan minapolitan di Kecamatan Padang Jaya, produksi ikan di Kabupaten Bengkulu Utara meningkat tajam, setiap hari tidak kurang dari 27 ton ikan dihasilkan dari daerah di pesisir pantai barat Sumatera itu.

Bupati Bengkulu Utara, Imron Rosyadi boleh berbangga. Wilayahnya dinobatkan sebagai penghasil ikan terbaik ketiga tingkat nasional dan satu-satunya kabupaten yang masuk tiga besar program budi daya perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pada 2014, produksi ikan di Bengkulu Utara mencapai 9.867,25 ton. Jadi bila dirata-rata, 27 ton perhari. Itu baru produksi ikan air tawar hasil budi daya. Dominasinya ikan nila (4.432,53 ton) dan ikan mas (2.214,42 ton).

Sejak ada kawasan minapolitan, produksi ikan di Bengkulu Utara terus merangkak naik. Pada 2010, produksi ikan hanya 6.510,1 ton. Tahun berikutnya berturut-turut naik menjadi 7.400 ton (2011), 8.097 ton (2012), lalu 9.867 ton (2013).

Menurut Imron, hasil ikan di daerahnya tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat Provinsi Bengkulu. Hasil petani ikan budi daya sudah dikirimkan ke Lubuklinggau dan beberapa kota di Sumatera Barat.

Awalnya Imron melihat bahwa perairan di wilayah Kecamatan Padang Jaya sangat potensial menjadi wilayah perikanan kolam. Setelah mencanangkan beberapa program perikanan budi daya, keseriusan Imron tercium Kementerian Kelautan dan Perikanan yang akhirnya ikut menyokong program tersebut.

Program perikanan budi daya tak hanya digalakkan di wilayah minapolitan Padang Jaya, melainkan menyebar di seluruh kecamatan. Semboyan ‘sehat makan ikan’ juga dikembangkan dengan pelepasan puluhan ribu bibit ikan di setiap danau yang ada di kecamatan. Diharapkan bibit-bibit itu bisa berkembang bagi masyarakat.

Kini Kementerian Kelautan dan Perikanan juga melirik potensi lain, yakni pengembangbiakan ikan sidat atau yang lebih dikenal belut. Ikan itu biasa diekspor ke Jepang dan Tiongkok. Bahkan kementerian berjanji akan mencarikan investor yang mau menanamkan modal untuk pengembangbiakan ikan tersebut.

Bengkulu Utara sangat menyokong pendapatan daerah Provinsi Bengkulu, terutama dari sector pertambangan dan investasi luar negeri. Maklum, Bengkulu Utara merupakan kabupaten terbesar yang berhasil mendatangkan investor di sektor perkebunan maupun pertambangan.

Hal itu berdampak langsung bagi kabupaten tetangga maupun daerah lain di Provinsi Bengkulu. Dari sepuluh tahun masa kepemimpinan Imron, dana bagi hasil (DBH) pertambangan Provinsi Bengkulu dan daerah tetangga Bengkulu Utara meningkat.

Dituturkan Imron, sektor pertambangan sudah berperan banyak dalam pertumbuhan ekonomi Bengkulu Utara maupun Provinsi Bengkulu. Bukan hanya masukan pajak dan royalty, serapan tenaga kerja serta tumbuhnya ekonomi kecil juga menjadi salah satu keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah.

Bukan hanya pertambangan, sektor perkebunan terutama karet dan kelapa sawit juga menjadi primadona di wilayah itu. bahkan kabupaten tersebut menjadi penghasil kelapa sawit dan karet terbesar di Provinsi Bengkulu.

Obsesi Kota Terpadu Mandiri Lagita

Sejak 2010, Bengkulu Utara memiliki Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lagita yang diresmikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar. Nama Lagita merupakan singkatan dari nama tiga kecamatan, yakni Lais, Giri Mulya, dan Ketahun.

KTM berdiri di atas lahan seluas 99.251 hektare. Sekitar 50 hektare disiapkan sebagai pusat KTM yang direncanakan berdiri rumah sakit, sekolah, permukiman, dan pusat perbelanjaan. Pembangunan KTM itu mendapatkan kucuran dana segar Rp 96 miliar dari Kemenakertrans.

Dibukanya KTM di Bengkulu Utara merupakan buah dari upaya keras Imron melobi pemerintah pusat. Menurut Imron wilayahnya tidak akan bisa maju kalau mengandalkan APBD. Karena itu Imron ngotot membangun KTM dan bersaing dengan 300 kabupaten yang mengajukan hal sama. Akhirnya dipilih 44 kabupaten, salah satunya Bengkulu Utara.

Pada 2013, Imron mendapatkan kepastian dari Kementerian Kesehatan akan didirikannya rumah sakit pertama di pusat KTM, Desa Giri Kencana, Kecamatan Ketahun. Pemilihan Kecamatan Ketahun sebagai pusat KTM serta Lais dan Giri Mulya sebagai daerah penyangga bukan tanpa alasan. Ketahun saat ini menjadi kecamatan dengan perputaran ekonomi tertinggi di Bengkulu Utara, mengalahkan Arga Makmur, ibu kota Bengkulu Utara.

KTM menjadi salah satu strategi Imron untuk memberikan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Kini sarana pendidikan, rumah sakit, hingga pusat perbelanjaan sedang dibangun di Ketahun.

0 comments:

Post a Comment