Friday, March 20, 2015

INDONESIA DI TANGAN BUPATI - WALI KOTA, Sleman


Inovasi Pendidikan dan Kesehatan Bupati Sleman, Sri Purnomo
Sekolah dan Puskesmas Sudah Berstandar ISO
Sri Purnomo

Sleman merupakan kabupaten terkaya di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. PTN dan PTS ternama ada di kabupaten penghasil salak pondoh tersebut. Pemkab Sleman pun melakukan berbagai upaya agar lulusan SLTA bisa menjadi bagian dari kampus-kampus top tersebut.

Sebenarnya yang pantas disebut sebagai kota pendidikan adalah Sleman. Di kabupaten itu, terdapat kampus ternama dan juga tertua di Indonesia. Ada empat perguruan tinggi negeri (PTN) di Sleman, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran”.

Sementara itu, untuk perguruan tinggi swasta (PTS) terdapat kampus tertua di Indonesia, yakni Universitas Islam Indonesia (UII) yang didirikan oleh proklamator Mohammad Hatta, Natsir, dan tokoh perjuangan lainnya. Selain itu juga ada Universitas Atmajaya, STIE YKPN, dan Universitas Sanata Dharma (USD).

Di Sleman, sedikitnya terdapat 250 ribu mahasiswa yang datang dari berbagai daerah. Bupati Sleman, Sri Purnomo menyadari betul potensi yang dimiliki daerahnya di bidang pendidikan. Beliau tidak ingin warga Sleman hanya menjadi penonton.

Karena itu, setiap kali menjelang tahun ajaran baru atau musim penerimaan mahasiswa baru, Sri mengumpulkan para rektor PTN dan PTS tersebut. Beliau menyodorkan nama-nama lulusan SLTA di Sleman yang berprestasi. Respon para rektor pun positif.

Pendidikan memang menjadi program unggulan di periode pertama kepemimpinan Sri Purnomo. Dari APBD Rp 2,3 triliun, Pemkab Sleman mengalokasi hampir separuhnya untuk pendidikan. Bupati Sleman mewajibkan warganya minimal menempuh pendidikan hingga SLTA. Biaya pendidikannya pun disiapkan oleh pemkab. Pada 2010, setiap siswa SMA disubsidi Rp 1,4 juta per tahun. Untuk siswa SMK disediakan Rp 1,8 juta per tahun. Subsidi itu kini meningkat menjadi Rp 2,4 juta per tahun (SMK) dan Rp 2,04 juta per tahun (SMA).

SMK di Sleman baik negeri maupun swasta, rata-rata sudah bersertifikasi ISO 9001-2008. Itu menunjukkan bahwa SMK di Sleman memiliki standar mutu yang diakui internasional.

Untuk memudahkan lulusan SMK mencari kerja, pemkab menyediakan dua unit mobil sarkeling (pasar kerja keliling). Di mobil tersebut, siswa SMK bisa mencari informasi lowongan pekerjaan dan mendapatkan pelayanan ketenagakerjaan. Program itu berlangsung sejak 2012. Kementerian Ketenagakerjaan menjadikan program sarkeling tersebut sebagai percontohan bagi daerah lain.

Psikolog di Puskesmas

Puskesmas di Sleman sedikit berbeda dengan puskesmas-puskesmas di daerah lain. Pemkab Sleman menyediakan seorang psikolog di tiap-tiap puskesmas di Kabupaten Sleman. Tugas psikolog adalah melayani masyarakat yang ingin berkonsultasi.

Menurut Sri, hasil kajian yang dilakukan pemkab menunjukkan bahwa beban hidup yang semakin kompleks membuat tingkat stress masyarakat juga meningkat. Dengan adanya psikolog di setiap puskesmas, diharapkan tingkat stress masyarakat bisa dikurangi.

Sama halnya dengan kabupaten lain, Sleman memberlakukan pelayanan kesehatan gratis bagi warganya. Terutama yang belum tertampung di BPJS maupun jamkesmas. Warga dilayani di dua RSUD di Prambanan dan Murangan, 25 puskesmas (enam diantaranya melayani rawat inap), dan 26 Rumah Sakit Umum (RSU).

Puskesmas di Sleman juga sudah berstandar ISO 9001-2008. Untuk mengelola puskesmas, dibentuklah badan layanan unit daerah (BLUD). Enam diantaranya adalah puskesmas rawat inap.

Bayi yang lahir di Sleman juga langsung mendapatkan pelayanan akta kelahiran gratis. Baik bayi yang lahir di rumah sakit, puskesmas, ataupun klinik bidan. Pihak rumah sakit cukup mengirim data bayi yang lahir tersebut ke dinas kependudukan dan catatan sipil. Petugas dispendukcapil yang mengirim aktanya ke rumah sakit.

Terobosan yang dilakukan Sri Purnomo di bidang pendidikan dan kesehatan berdampak signifikan terhadap perkembangan warga Sleman. Indeks pembangunan manusia (IPM) Sleman mencapai 85.89. termasuk kategori tinggi di Indonesia. Pendapatan asli daerah (PAD) Sleman juga meningkat empat kali lipat di era Sri Purnomo. Pada 2010, saat awal Sri menjabat, PAD Sleman hanya Rp 150 miliar, saat ini angkanya mencapai Rp 600 miliar. 

0 comments:

Post a Comment