Smart City, Inovasi Wali Kota
Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto
Makassar
akan menjadi kota pintar. Itulah yang dijanjikan Wali Kota Mohammad Ramdhan
Pomanto. Proyek tersebut memang belum terwujud seratus persen. Namun, baru
delapan bulan menjabat, progresnya begitu terasa.
Wali
Kota yang akrab dipanggil Danny itu baru dilantik pada 8 Mei 2014 di Pantai
Losari. Begitu dilantik beliau mencanagkan program unggulan, yakni smart city dan Makassarta’ Tidak Rantasa
(MTR).
Smart city
atau kota pintar merupakan program yang mengintegrasikan pelayanan masyarakat
secara elektronik. Dibidang kesehatan misalnya, warga yang berobat ke puskesmas
dapat mendaftar melalui sms. Sms itu akan masuk ke system registrasi pasien
secara otomatis. Warga bias mengetahui nomor antrean dan jam berapa akan
dilayani.
Contoh
lain, e-office akan mengintegrasikan
42 SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Pemkot Makassar. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan komunikasi dan distribusi surat antar SKPD. Dengan begitu
surat menyurat antar dinas sudah paperless,
semua menggunakan surat elektronik.
Masyarakat
yang akan mengurus KTP, KK, surat keterangan waris, surat keterangan tidak
mampu, hingga surat keterangan domisili usaha bias dilayani dengan system online.
Selain
itu, masyarakat juga akan dibekali kartu pintar atau smart card. Kartu tersebut bias multifungsi. Pertama sebagai uang
elektronik untuk bertransaksi di super market, hotel, restoran, rumah sakit,
parker, dan sebagainya. Nanti kartu itu juga bias digunakan untuk transaksi di
kendaraan umum. Dengan demikian masyarakat Makassar tidak perlu membawa uang
tunai kemana-mana. Kedua, kartu pintar ini berfungsi sebagai kartu akses
pelayanan publik.
Begitu
dilantik, Danny melakukan penandatanganan kerjasama dengan BRI guna
pengembangan proyek smart card.
Pemkot Makassar juga bekerja sama dengan PT. Telkom terkait pengembangan akses wi-fi perkotaan, akses informasi
pemerintahan, serta pembangunan infrastruktur smart city. Beliau (Danny) juga menggandeng Microsoft untuk mewujudkan
program tersebut.
Untuk
tahap awal, dibagikan kartu pintar kepada lima ribu PNS dan dua puluh enam ribu
warga. Adanya smart card akan
meminimalkan korupsi. Segala pembayaran menggunakan kartu, laporannya juga bias
dilihat setiap waktu. Tidak ada peluang bagi pegawai Pemkot untuk me-mark up atau menyelewengkan anggaran.
Satu
lagi program unggulan Danny, yakni Makassarta’ Tidak Rantasa (MTR). Penggunaan
kata Rantasa (jorok) memang sengaja dipilih sebagai bentuk penyadaran
masyarakat terhadap penggunaan bahasa lokal. Menurut Danny, rantasa itu artinya
luas, bukan sekedar masalah sampah tapi juga soal perilaku masyarakat. Makassar
yang dulu terkenal anarki, kota penuh sampah, banjir, serta pelayanan birokrasi
kurang maksimal harus berubah dengan adanya program ini. satu persatu suplemen
dari MTR di launching, mulai lisa
(lihat sampah ambil), sampah tukar beras, hingga aku dan sekolahku tidak
rantasa diperkenalkan pada masyarakat.
Dampak
program tersebut memang sangat besar, banjir dan genangan akibat musim hujan
tidak lagi separah biasanya.
0 comments:
Post a Comment