Friday, January 2, 2015

INDONESIA DI TANGAN BUPATI - WALIKOTA, Makassar

Smart City, Inovasi Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto

Makassar akan menjadi kota pintar. Itulah yang dijanjikan Wali Kota Mohammad Ramdhan Pomanto. Proyek tersebut memang belum terwujud seratus persen. Namun, baru delapan bulan menjabat, progresnya begitu terasa.

Wali Kota yang akrab dipanggil Danny itu baru dilantik pada 8 Mei 2014 di Pantai Losari. Begitu dilantik beliau mencanagkan program unggulan, yakni smart city dan Makassarta’ Tidak Rantasa (MTR).

Smart city atau kota pintar merupakan program yang mengintegrasikan pelayanan masyarakat secara elektronik. Dibidang kesehatan misalnya, warga yang berobat ke puskesmas dapat mendaftar melalui sms. Sms itu akan masuk ke system registrasi pasien secara otomatis. Warga bias mengetahui nomor antrean dan jam berapa akan dilayani.

Contoh lain, e-office akan mengintegrasikan 42 SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Pemkot Makassar. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi dan distribusi surat antar SKPD. Dengan begitu surat menyurat antar dinas sudah paperless, semua menggunakan surat elektronik.
Masyarakat yang akan mengurus KTP, KK, surat keterangan waris, surat keterangan tidak mampu, hingga surat keterangan domisili usaha bias dilayani dengan system online.

Selain itu, masyarakat juga akan dibekali kartu pintar atau smart card. Kartu tersebut bias multifungsi. Pertama sebagai uang elektronik untuk bertransaksi di super market, hotel, restoran, rumah sakit, parker, dan sebagainya. Nanti kartu itu juga bias digunakan untuk transaksi di kendaraan umum. Dengan demikian masyarakat Makassar tidak perlu membawa uang tunai kemana-mana. Kedua, kartu pintar ini berfungsi sebagai kartu akses pelayanan publik.

Begitu dilantik, Danny melakukan penandatanganan kerjasama dengan BRI guna pengembangan proyek smart card. Pemkot Makassar juga bekerja sama dengan PT. Telkom terkait pengembangan akses wi-fi perkotaan, akses informasi pemerintahan, serta pembangunan infrastruktur smart city. Beliau (Danny) juga menggandeng Microsoft untuk mewujudkan program tersebut.

Untuk tahap awal, dibagikan kartu pintar kepada lima ribu PNS dan dua puluh enam ribu warga. Adanya smart card akan meminimalkan korupsi. Segala pembayaran menggunakan kartu, laporannya juga bias dilihat setiap waktu. Tidak ada peluang bagi pegawai Pemkot untuk me-mark up atau menyelewengkan anggaran.

Satu lagi program unggulan Danny, yakni Makassarta’ Tidak Rantasa (MTR). Penggunaan kata Rantasa (jorok) memang sengaja dipilih sebagai bentuk penyadaran masyarakat terhadap penggunaan bahasa lokal. Menurut Danny, rantasa itu artinya luas, bukan sekedar masalah sampah tapi juga soal perilaku masyarakat. Makassar yang dulu terkenal anarki, kota penuh sampah, banjir, serta pelayanan birokrasi kurang maksimal harus berubah dengan adanya program ini. satu persatu suplemen dari MTR di launching, mulai lisa (lihat sampah ambil), sampah tukar beras, hingga aku dan sekolahku tidak rantasa diperkenalkan pada masyarakat.


Dampak program tersebut memang sangat besar, banjir dan genangan akibat musim hujan tidak lagi separah biasanya.

0 comments:

Post a Comment