Tuesday, February 3, 2015

Bupati Kotawaringin Barat, Ujang Iskandar. Optimalkan Potensi Wisata.
H. Ujang Iskandar, ST

Nama Kotawaringin Barat belakangan mencuat dalam pemberitaan nasional. Penyebabnya, pertama, tragedi AirAsia QZ8501. Pesawat yang terbang dengan rute Surabaya menuju Singapura pada Minggu pagi (28/12/14) mengalami kecelakaan dan tenggelam di perairan Selat Karimata.

Kedua, nama Kotawaringin Barat diperbincangkan seiring dengan penangkapan wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto. Bambang dituding mengarahkan saksi untuk memberikan keterangan palsu yang tidak benar dalam sidang sengketa pilkada Kabupaten Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi pada 2010.

Terlepas dari kejadian itu, sang bupati yang terpilih dua periode, Ujang Iskandar. Tak bisa dilepaskan dari kemajuan Kotawaringin Barat (Kobar). Secara kasatmata, Kotawaringin Barat bias dikatakan sebagai kabupaten yang maju. Kondisi infrastruktur jalannya bagus dan bersih. Layanan kesehatan masyarakat pun memadai.
Melalui tragedy AirAsia tersebut, Ujang kini menggagas pembangunan monument sebagai pengingat keselamatan penerbangan. Beliau mengaku terinspirasi monument bom bali (Ground Zero) di Legian, Kuta. Peraih gelar Doktor dari Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta itu ingin tempat tersebut menjadi area berdoa bersama untuk keluarga korban AirAsia dan masyarakat umum.

Saat ini Ujang masih melobi sejumlah pihak agar kepingan pesawat bisa tetap di Pangkalan Bun. Kepingan itulah yang nanti akan menjadi bagian dari monumen keselamatan penerbangan. Monument itu nanti diharapkan bisa menambah destinasi wisata Kobar. Selama ini Kobar memiliki destinasi wisata yang mendatangkan banyak wisatawan domestik dan mancanegara, yakni Taman Nasional Tanjung Puting. Taman itu merupakan tempat penelitian dan rehabilitasi orang utan.

Ujang mengatakan, selama masa kepemimpinannya, upaya meningkatkan kapasitas bandara dan pelabuhan dilakukan melalui APBD. Kapasitas bandara ditingkatkan dengan memperluas runway dan apron bandara Sultan Iskandar. Sebelumnya runway hanya sepanjang 1.650 meter. Akibatnya, hanya pesawat baling-baling yang bisa mendarat di bandara Sultan Iskandar.

Kondisi saat ini berbeda, runway telah diperluas dengan tiga kali penganggaran APBD Kobar. Perluasan yang dilakukan 100 meter, 100 meter dan 270 meter. Dengan demikian, saat ini bandara Sultan Iskandar memiliki runway sepanjang 2.120 meter. Kondisi itu memungkinkan pesawat jet mendarat mulus di bandara yang menjadi satu dengan pangkalan udara TNI AU tersebut.

Secara infrastruktur wisata, Kobar terbilang siap. Sejumlah hotel mulai kelas melati sampai bintang empat tersedia. Moda transportasi juga mudah, meski tidak banyak. Banyak juga warga yang membuka usaha tour and travel untuk menikmati wisata susur sungai menuju Taman Nasional Tanjung Puting.

Ujang menjelaskan, bahwa salah satu keberhasilan investasi di Kobar adalah terbukanya akses transportasi udara dan laut. Beliau juga mengklaim berhasil mewujudkan pelabuhan kontainer.

Prioritaskan Pelayanan Kesehatan

Selama berlangsungnya proses evakuasi jenazah korban AirAsia QZ8501, Rumah Sakit Sultan Imanudin menjadi salah satu instansi yang sangat sibuk. Rumah sakit tipe C plus itu menjadi tempat identifikasi awal jenazah sebelum dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim. Meski hanya berstatus C plus, rumah sakit itu ternyata menjadi rujukan di Provinsi Kalimantan Barat.

Menurut Komisi C DPRD dan Gubernur Kalbar, Rumah Sakit Sultan Imanudin sedikit lagi berstatus tipe B. kekurangannya hanya administrasi. Salah satu syarat administrasi yang kurang ialah ketersediaan beberapa dokter ahli. Kini Pemkab menyekolahkan dokter-dokternya untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Bahkan, sejak adanya evakuasi AirAsia, RSUD Sultan Imanudin telah berbenah cukup drastis dalam waktu cepat. Saat ini rumah sakit tersebut telah memiliki fasilitas standar identifikasi seperti yang disyaratkan disaster victim identification (DVI). Misalnya tempat identifikasi yang dilengkapi dengan saluran pembuangan hingga cold storage untuk menyimpan jenazah.

Ujang mengatakan, pelayanan kesehatan menjadi prioritas karena sebagai dasar untuk mengikis angka kemiskinan. Versi Ujang, sebanyak 35.150 diantara 245.000 warga Kotawaringin Barat telah ter-cover layanan kesehatan gratis dengan kartu Kobar sehat.

Prestasi Kobar di Tangan Bupati Ujang :
1.  Penghargaan Adipura (delapan kali, 2007-2014)
2.  Penghargaan Satya Lencana Pembangunan (2008)
3.  Penghargaan Citra Pelayanan Prima atas Peningkatan Pelayanan Jasa di RSUD Sultan Imanudin (2006 dan 2010)
4.  Penghargaan rumah sakit sayang ibu dan bayi (enam kali)
5.  Penghargaan Peduli Hutan (2008)
6.  Penghargaan Lomba Desa Tingkat Nasional (2008)
7.  Penghargaan Pakarti Utama Tingkat Nasional (2008)
8.  Juara umum STQ Ke-17 Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (2010)
9.  Penghargaan Adiwiyata untuk Sekolah Berbudaya Lingkungan (2011)
1.  Penghargaan Bakti Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (2012)
1.  Penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional/P2BN (2012)
1.  Penghargaan perpustakaan terbaik dalam lomba Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (2013)
1.  Penghargaan sebagai Kepala Daerah yang peduli pada pengembangan perpustakaan daerah (2014)
1.  Penghargaan sebagai perpustakaan dengan penyimpangan positif (2014)
1.  Penghargaan eliminasi malaria dari Menteri Kesehatan (2014)

1.  Penghargaan Mandala Karya Bakti Husada dari Menteri Kesehatan (2014)

0 comments:

Post a Comment