Bupati Kotawaringin Barat, Ujang
Iskandar. Optimalkan Potensi Wisata.
H. Ujang Iskandar, ST |
Nama
Kotawaringin Barat belakangan mencuat dalam pemberitaan nasional. Penyebabnya,
pertama, tragedi AirAsia QZ8501. Pesawat yang terbang dengan rute Surabaya
menuju Singapura pada Minggu pagi (28/12/14) mengalami kecelakaan dan tenggelam
di perairan Selat Karimata.
Kedua,
nama Kotawaringin Barat diperbincangkan seiring dengan penangkapan wakil ketua
KPK, Bambang Widjojanto. Bambang dituding mengarahkan saksi untuk memberikan
keterangan palsu yang tidak benar dalam sidang sengketa pilkada Kabupaten
Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi pada 2010.
Terlepas
dari kejadian itu, sang bupati yang terpilih dua periode, Ujang Iskandar. Tak
bisa dilepaskan dari kemajuan Kotawaringin Barat (Kobar). Secara kasatmata,
Kotawaringin Barat bias dikatakan sebagai kabupaten yang maju. Kondisi
infrastruktur jalannya bagus dan bersih. Layanan kesehatan masyarakat pun
memadai.
Melalui
tragedy AirAsia tersebut, Ujang kini menggagas pembangunan monument sebagai
pengingat keselamatan penerbangan. Beliau mengaku terinspirasi monument bom
bali (Ground Zero) di Legian, Kuta. Peraih gelar Doktor dari Universitas Gadjah
Mada, Jogjakarta itu ingin tempat tersebut menjadi area berdoa bersama untuk
keluarga korban AirAsia dan masyarakat umum.
Saat
ini Ujang masih melobi sejumlah pihak agar kepingan pesawat bisa tetap di
Pangkalan Bun. Kepingan itulah yang nanti akan menjadi bagian dari monumen
keselamatan penerbangan. Monument itu nanti diharapkan bisa menambah destinasi wisata
Kobar. Selama ini Kobar memiliki destinasi wisata yang mendatangkan banyak
wisatawan domestik dan mancanegara, yakni Taman Nasional Tanjung Puting. Taman
itu merupakan tempat penelitian dan rehabilitasi orang utan.
Ujang
mengatakan, selama masa kepemimpinannya, upaya meningkatkan kapasitas bandara
dan pelabuhan dilakukan melalui APBD. Kapasitas bandara ditingkatkan dengan
memperluas runway dan apron bandara
Sultan Iskandar. Sebelumnya runway
hanya sepanjang 1.650 meter. Akibatnya, hanya pesawat baling-baling yang bisa
mendarat di bandara Sultan Iskandar.
Kondisi
saat ini berbeda, runway telah
diperluas dengan tiga kali penganggaran APBD Kobar. Perluasan yang dilakukan
100 meter, 100 meter dan 270 meter. Dengan demikian, saat ini bandara Sultan
Iskandar memiliki runway sepanjang
2.120 meter. Kondisi itu memungkinkan pesawat jet mendarat mulus di bandara
yang menjadi satu dengan pangkalan udara TNI AU tersebut.
Secara
infrastruktur wisata, Kobar terbilang siap. Sejumlah hotel mulai kelas melati
sampai bintang empat tersedia. Moda transportasi juga mudah, meski tidak
banyak. Banyak juga warga yang membuka usaha tour and travel untuk menikmati wisata susur sungai menuju Taman
Nasional Tanjung Puting.
Ujang
menjelaskan, bahwa salah satu keberhasilan investasi di Kobar adalah terbukanya
akses transportasi udara dan laut. Beliau juga mengklaim berhasil mewujudkan
pelabuhan kontainer.
Prioritaskan Pelayanan Kesehatan
Selama
berlangsungnya proses evakuasi jenazah korban AirAsia QZ8501, Rumah Sakit
Sultan Imanudin menjadi salah satu instansi yang sangat sibuk. Rumah sakit tipe
C plus itu menjadi tempat identifikasi awal jenazah sebelum dibawa ke RS
Bhayangkara Polda Jatim. Meski hanya berstatus C plus, rumah sakit itu ternyata
menjadi rujukan di Provinsi Kalimantan Barat.
Menurut
Komisi C DPRD dan Gubernur Kalbar, Rumah Sakit Sultan Imanudin sedikit lagi
berstatus tipe B. kekurangannya hanya administrasi. Salah satu syarat
administrasi yang kurang ialah ketersediaan beberapa dokter ahli. Kini Pemkab
menyekolahkan dokter-dokternya untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Bahkan,
sejak adanya evakuasi AirAsia, RSUD Sultan Imanudin telah berbenah cukup
drastis dalam waktu cepat. Saat ini rumah sakit tersebut telah memiliki
fasilitas standar identifikasi seperti yang disyaratkan disaster victim identification (DVI). Misalnya tempat identifikasi
yang dilengkapi dengan saluran pembuangan hingga cold storage untuk menyimpan jenazah.
Ujang
mengatakan, pelayanan kesehatan menjadi prioritas karena sebagai dasar untuk
mengikis angka kemiskinan. Versi Ujang, sebanyak 35.150 diantara 245.000 warga
Kotawaringin Barat telah ter-cover layanan
kesehatan gratis dengan kartu Kobar sehat.
Prestasi Kobar di Tangan Bupati
Ujang :
1. Penghargaan
Adipura (delapan kali, 2007-2014)
2. Penghargaan
Satya Lencana Pembangunan (2008)
3. Penghargaan
Citra Pelayanan Prima atas Peningkatan Pelayanan Jasa di RSUD Sultan Imanudin
(2006 dan 2010)
4. Penghargaan
rumah sakit sayang ibu dan bayi (enam kali)
5. Penghargaan
Peduli Hutan (2008)
6. Penghargaan
Lomba Desa Tingkat Nasional (2008)
7. Penghargaan
Pakarti Utama Tingkat Nasional (2008)
8. Juara
umum STQ Ke-17 Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (2010)
9. Penghargaan
Adiwiyata untuk Sekolah Berbudaya Lingkungan (2011)
1. Penghargaan
Bakti Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (2012)
1. Penghargaan
Peningkatan Produksi Beras Nasional/P2BN (2012)
1. Penghargaan
perpustakaan terbaik dalam lomba Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota tingkat
Provinsi Kalimantan Tengah (2013)
1. Penghargaan
sebagai Kepala Daerah yang peduli pada pengembangan perpustakaan daerah (2014)
1. Penghargaan
sebagai perpustakaan dengan penyimpangan positif (2014)
1. Penghargaan
eliminasi malaria dari Menteri Kesehatan (2014)
1. Penghargaan
Mandala Karya Bakti Husada dari Menteri Kesehatan (2014)
0 comments:
Post a Comment